Tak ada yang bisa menyangka bila musibah itu akan menimpa dirinya. Tahun lalu dirinya masih segar bugar. Namun begitu, empat bulan yang lalu ia mengidap penyakit kanker payudara yang cukup menahun. Namanya Nani Iriani, ia memiliki satu orang putra dan satu orang puteri. yang puteri sedang berumah tangga, sedangkan yang putra masih bujangan tetapi saat ini ternyata belum menikah.
Pertengahan bulan Mei lalu, dua orang relawan dari Forum Peduli Aspirasi Masyarakat (FORPAMAS) Bandung menemuinya di Desa Tenjolaya, Kp Tenjolaya Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung RT 01/04 yang sedang tergolek lemah tak berdaya. Untuk membuktikan penyakit yang dideritanya, Ibu nani ini membuka pakaiannya dan memperlihatkan pada relawan itu. Ya Allah di payudara sebelah kiri terdapat semacam borok/bisul bernanah dan menurutnya bila kumat maka sakit yang dirasakannya termat sangat sakit sekali. "Terus terang sebenarnya saya telah elakukan pengobatan di Tangerang tahun lalu, tetapi karena tidak mau dikemotrapi maka saya putuskan untuk tidak melanjutkan pengobatan. Akibatnya yang jadi seperti ini jadinya,: tuturnya seraya menahan rasa sakit.
Selain itu, menurut Yuda salah seorang anaknya, ia tak mengetahui adanya program GAKINDA dari Pemerintah Kabupaten Bandung. Setelah diberitahu, sang putra akhirnya mau untuk membuatkannya. Ternyata pihak Pewmerintah setempat dengan segala kemudahan memberikannya begitupun Puskesmas Cicalengka, melihat kondisi demikian begitu sigap memberi rujukan bahkan mengantarkannya ke RSHS dengan memberikan ambulance gratis.
Datang ke rumah sakit kendati tidak langsung dirawat inap, tetapi pihak RS pun dengan sigap memberikan fasilitas rawat jalan. Sesuai hasil pemeriksaan maka menurut sang anak Ibunya harus dilakukan sebanyak 6 kali kemotrapi dan satu kali operasi. Rinciannya 3 kali sebelum operasi dan 3 kali sesudah operasi. Persoalan yang menghinggapinya. Oihak Pemerintah kabupaten untuk saat ini menyediakan dana untuk pengobatannya sebesar 10 juta rupiah dan itu tidak cukup untuk melakukan semua itu, walaupun untuk penammbahan bisa asal disetujui oleh Pemkab setempat. "Terus terang adanya program GAKINDAdari Pemerintah Kabupaten Bandung orangtua saya merasa terbantu. Hanya persoalannya, untuk biaya obat yang tidak dijamin harus tetap dibeli. harganya sekitar 95.000 dan itu harus dibeli dalam 6 kali. Tentunya pula kami membutuhkan biaya untuk bolak balik ke rumah sakit dari Cicalengka. Kendati begitu saya merasa terbantu karena seluruh pihak ternyata telah memperhatikan keluarga kami," kata Yuda.
Seyogyanya selain adanya fasilitas itu, ia berharap ada pula mungkin donatur yang terketuk hatinya untuk bisa membantu beban derita yang kini dideritanya. Oleh sebab itu siapa saja yang ingin membantunya , dapat mengirimkan bantuan ke alamat diatas atau kontak sebelumnya kepada Yuda di 022-92177495.
"bagi donatur yang memberikan bantuan untuk kesembuhan ibu saya, semmoga Allah membalas dan mengganti segala rezekinya dengan ganti yang lebih besar, "ujar Yuda menutup perbincangannya dengan relawan dari FORPAMAS itu. (DEFFY RUSPIYANDY ).
Pertengahan bulan Mei lalu, dua orang relawan dari Forum Peduli Aspirasi Masyarakat (FORPAMAS) Bandung menemuinya di Desa Tenjolaya, Kp Tenjolaya Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung RT 01/04 yang sedang tergolek lemah tak berdaya. Untuk membuktikan penyakit yang dideritanya, Ibu nani ini membuka pakaiannya dan memperlihatkan pada relawan itu. Ya Allah di payudara sebelah kiri terdapat semacam borok/bisul bernanah dan menurutnya bila kumat maka sakit yang dirasakannya termat sangat sakit sekali. "Terus terang sebenarnya saya telah elakukan pengobatan di Tangerang tahun lalu, tetapi karena tidak mau dikemotrapi maka saya putuskan untuk tidak melanjutkan pengobatan. Akibatnya yang jadi seperti ini jadinya,: tuturnya seraya menahan rasa sakit.
Selain itu, menurut Yuda salah seorang anaknya, ia tak mengetahui adanya program GAKINDA dari Pemerintah Kabupaten Bandung. Setelah diberitahu, sang putra akhirnya mau untuk membuatkannya. Ternyata pihak Pewmerintah setempat dengan segala kemudahan memberikannya begitupun Puskesmas Cicalengka, melihat kondisi demikian begitu sigap memberi rujukan bahkan mengantarkannya ke RSHS dengan memberikan ambulance gratis.
Datang ke rumah sakit kendati tidak langsung dirawat inap, tetapi pihak RS pun dengan sigap memberikan fasilitas rawat jalan. Sesuai hasil pemeriksaan maka menurut sang anak Ibunya harus dilakukan sebanyak 6 kali kemotrapi dan satu kali operasi. Rinciannya 3 kali sebelum operasi dan 3 kali sesudah operasi. Persoalan yang menghinggapinya. Oihak Pemerintah kabupaten untuk saat ini menyediakan dana untuk pengobatannya sebesar 10 juta rupiah dan itu tidak cukup untuk melakukan semua itu, walaupun untuk penammbahan bisa asal disetujui oleh Pemkab setempat. "Terus terang adanya program GAKINDAdari Pemerintah Kabupaten Bandung orangtua saya merasa terbantu. Hanya persoalannya, untuk biaya obat yang tidak dijamin harus tetap dibeli. harganya sekitar 95.000 dan itu harus dibeli dalam 6 kali. Tentunya pula kami membutuhkan biaya untuk bolak balik ke rumah sakit dari Cicalengka. Kendati begitu saya merasa terbantu karena seluruh pihak ternyata telah memperhatikan keluarga kami," kata Yuda.
Seyogyanya selain adanya fasilitas itu, ia berharap ada pula mungkin donatur yang terketuk hatinya untuk bisa membantu beban derita yang kini dideritanya. Oleh sebab itu siapa saja yang ingin membantunya , dapat mengirimkan bantuan ke alamat diatas atau kontak sebelumnya kepada Yuda di 022-92177495.
"bagi donatur yang memberikan bantuan untuk kesembuhan ibu saya, semmoga Allah membalas dan mengganti segala rezekinya dengan ganti yang lebih besar, "ujar Yuda menutup perbincangannya dengan relawan dari FORPAMAS itu. (DEFFY RUSPIYANDY ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar